MEDAN, siaranrakyat – Pada perdagangan di awal pekan ini, tidak ada agenda ekonomi penting yang akan mempengaruhi kinerja pasar keuangan. Namun pada perdagangan besok dan selanjutnya, pasar keuangan akan diwarnai oleh agenda penting seperti FOMC Minutes dan penetapan besaran suku bunga acuan BI.
Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan sejauh ini kedua agenda tersebut berpotensi mendorong kinerja pasar keuangan berada di zona hijau.
?Saya melihat FOMC Minutes nantinya akan lebih bernada dovish, yang akan membuat Rupiah berpeluang menguat termasuk IHSG. Sementara Bank Indonesia diproyeksikan akan tetap mempertahankan besaran bunga acuannya di level 6%. Kedua agenda tersebut relative bukan ancaman pelaku pasar di pekan ini,? tuturnya, Senin (20/11).
Sementara itu, data ekonomi AS yang lain seperti durable goods order yang diproyeksikan akan terkontraksi justru kian mempertegas bahwa The FED berpeluang untuk tidak menaikkanbesaran bunga acuannya kembali. Sehingga pelaku pasar akan menanti bagaimana pertumbuhan ekonomi AS yang diproyeksikan negative pada tahun depan.
?Akan tetapi yang perlu diwaspadai adalah, pemerintah akan merilis neraca pembayaran. Dikuartal sebeumnya neraca pembayaran terpantau mengalami defisit sebesar $1.9 Milyar di kuartal kedua. Data neraa pembayarant tersebut menjadi penting dibandingkan data neraca dagang. Karena skalipun nerac adagang mengalami surplus, namun neraca pembayaran justru lebih menjelaskan cash flow uang secara lebih menyeluruh,? ungkapnya.
IHSG pada perdagangan selama sepekan kedepan berpotensi ditransaksikan di zona hijau. IHSG berpeluang menguat terdorong oleh banyak sentimen positif, ditambah dengan tren bullish yang muncul belakangan ini yang diduga didorong aksi window dressing. IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 6.900 hingga 7.030 selama sepekan kedepan.
?Pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini IHSG diperdagangkan menguat dikisaran 6.980. IHSG kinerjanya akan lebih banyak didorong oleh sentimen teknikal. Sehingga koreksi yang terjadi nantinya merupakan koreksi sehat. Sementara itu, mata uang Rupiah diproyeksikan juga akan menguat. Imbal hasil US Treassury menyentuh level terendah 4.379% di akhir pekan, sekaligus level terendah sejak September kemarin,? katanya.
Mata uang rupiah diproyeksi akan menguat mendekati level 15.300 dalam sepekan. Pada sesi pembukaan perdagangan pagi ini rupiah sudah mengaut dikisaran level 15.400 per US Dolarnya.
?Harga emas juga akan kembali menguji level psikologis $2.000. Sejah ini emas masih bertahan dikisaran $1.980 per ons troy nya,? tandasnya. (wol/eko/d1)
Editor: Ari Tanjung