siaranrakyat, MAKASSAR – Sektor jasa keuangan di Sulawesi, Maluku, dan Papua mencatat pertumbuhan positif, dengan peningkatan kredit mencapai 8,79% year-on-year (yoy), melampaui pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar 5,55% yoy.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Sulampua) menyebutkan bahwa Loan Deposit Ratio (LDR) yang tinggi, yakni 124,9%, mengindikasikan tantangan dalam memaksimalkan pendanaan lokal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Untuk meningkatkan akses keuangan di wilayah ini, OJK Sulampua meluncurkan berbagai inisiatif, termasuk Program Hapus Ikatan Rentenir Sulawesi (Phinisi) dan Ekosistem Keuangan Inklusif (EKI).
Program UMKM Baji’na berfokus pada pemberdayaan UMKM yang berorientasi ekspor, sementara Ekosistem Pondok Pesantren Inklusif Keuangan (EPIKS) bertujuan mengintegrasikan keuangan inklusif di lingkungan pesantren.
Inisiatif literasi keuangan turut diperkuat dengan Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (Gencarkan), yang diluncurkan pada Agustus 2024 untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di seluruh Indonesia.
OJK Sulampua juga meluncurkan Program LAYARKU untuk membawa layanan literasi dan inklusi keuangan ke wilayah pedesaan dengan memanfaatkan teknologi digital.
OJK mendorong transformasi digital di sektor perbankan melalui kebijakan seperti POJK PTI dan POJK LDBU, yang bertujuan meningkatkan efisiensi dan daya saing perbankan melalui inovasi digital. Langkah ini juga didukung dengan regulasi keamanan siber untuk menjaga kestabilan sektor keuangan di era digital.
Dengan berbagai program strategis ini, OJK Sulampua optimis dapat meningkatkan literasi dan inklusi keuangan, serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua.