JAKARTA, siaranrakyat – Bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto meminta rakyat Indonesia tidak boleh mengizinkan dan membiarkan kekayaan yang dimiliki Tanah Air dirampas dan dikuasai oleh negara luar.
“Kita tahu, kita mengerti, datanya ada, faktanya ada bahwa negara kita negara yang sangat kaya, luar biasa kayanya. Karena itu, kita harus bertekad, kita tidak boleh izinkan kekayaan kita diambil,” kata Prabowo kepada para relawan dalam deklarasi Setia Prabowo untuk Pemilu 2024 di Jakarta, Sabtu (7/10).
Prabowo menyebut presiden Indonesia saat ini dan sebelumnya, yakni sejak zaman kepemimpinan Soekarno sampai Joko Widodo, semuanya telah berjuang dan berusaha memberikan yang terbaik untuk kesejahteraan rakyat.
“Saya yakin dan percaya semua presiden kita yang terdahulu niatnya sebesar-besarnya untuk rakyat kita. Itu saya yakin karena saya kebetulan juga kenal dekat dengan presiden-presiden itu, kecuali Bung Karno, ya, saya terlalu kecil (saat Soekarno memimpin), saya tidak kenal benar,” jelasnya.
Namun demikian, lanjutnya, kesejahteraan tersebut selalu diganggu oleh kekuatan dunia, karena kekayaan sumber daya alam (SDA) yang dimiliki Indonesia begitu besar, seperti mineral, sektor pertambangan, hingga kelautan dan kehutanan.
Kekayaan itu perlu dijaga bersama-sama melalui hilirisasi industri, sehingga tidak ada lagi barang mentah yang diekspor ke negara luar tetapi diolah dan diproduksi di dalam negeri untuk menghasilkan nilai tambah.
“Saya ingin menggugah kesadaran seluruh rakyat, terutama elitnya, supaya kita ini mengerti. Jangan kita terlalu lugu, kekayaan itu harus kita jaga,” tegas Prabowo.
Dia pun mencontohkan kekayaan SDA yang dimiliki Indonesia dari sektor kelautan, di mana produk domestik bruto (PDB) sektor perikanan Indonesia mencapai 30 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 450 triliun pada tahun 2022.
Jumlah tersebut, menurut Prabowo, bisa lebih tinggi jika Indonesia bisa mengolah produk turunannya, serta tidak lengah dan membiarkan kekayaan laut yang ada diambil negara asing.
Indonesia memiliki garis pantai sepanjang 81.290 Km yang menjadikannya sebagai negara dengan garis terpanjang kedua dunia setelah Kanada. Potensi itu memiliki nilai ekonomi yang sangat tinggi jika bisa dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
“Ini nilainya kalau kita budidaya ikan, budidaya udang, budidaya rumput laut, dan sebagainya, sungguh luar biasa. Kita harus melindungi kekayaan itu. Pendidikan kunci dari semua itu,” ujarnya. (wol/republika/man/d1)
Editor: SASTROY BANGUN