JAKARTA, siaranrakyat – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengingatkan semua pihak untuk tidak terlena dengan tren ekonomi yang terus tumbuh dengan baik di atas 5% dalam beberapa kuartal ini.
Pasalnya belum ada kepastian bahwa tren ini terus berlanjut atau tidak ke depannya. Sebab siklus ekonomi dan keuangan semakin sering terjadi, bahkan untuk saat ini sedang naik baik di global maupun daerah.
“Tapi nobody really knows apakah 2-3 tahun lagi risiko siklus ekonomi dan keuangan itu bisa menyebabkan suatu risiko krisis global dan nasional,” ujar Perry dalam Sidang Pleno ISEI XXIII di Jakarta, Jumat (15/9).
Kendati demikian, siklus dan kondisi ekonomi yang baik saat ini patut disyukuri. Hanya saja, pemerintah perlu mengantisipasi sejumlah risiko yang kemungkinan terjadi supaya bisa sigap dan cepat dalam merumuskan respons kebijakan.
“Kami memperkirakan siklus ekonomi mulai mencapai puncaknya di 2025, sementara siklus keuangan di 2026,” ucap Perry.
Dia memproyeksikan bahwa sebelum tahun-tahun itu, ekonomi Indonesia masih bisa naik. Akan tetapi, menghadapi 2025-2026, Indonesia harus mulai mewaspadai potensi risiko kerentanan dalam ekonominya.
“Pemerintah harus bisa mengantisipasi perubahan siklus ekonomi ini, ditambah sumber ekonomi dunia yang multipolar atau terfragmentasi. Kita ingat dulu siklus ekonominya, dikuasai oleh Amerika Serikat (AS) dan Eropa di bidang ekonomi dan teknologi dunia, sekarang malah bisa disaingi China dan India,” tambah Perry.
Tak hanya itu, bahkan bisa saja ada negara lain yang bisa mengambil alih kuasanya.
“Sumber pertumbuhan ekonomi dunia ini bisa saja bergeser bukan cuma China, bisa India, dan juga di dalamnya ada Indonesia. Ini menjadi sebuah peluang, opportunity untuk meningkatkan ekonomi Indonesia,” pungkas Perry. (wol/okz/pel/d2)