siaranrakyat, MAKASSAR – Sebanyak 20 mahasiswa Unhas dinyatakan lolos sebagai penerima hibah riset pada Agustus lalu. Hibah riset tersebut merupakan kolaborasi program Tanoto Student Research Award (TSRA) dan Unesco Youth as Researchers (YAR) atau disebut YAR-TSRA 2023.
Program ini hanya diikuti enam kampus di Indonesia yaitu Unhas, Universitas Indonesia, ITB, IPB, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro.
Menindaklanjuti hal tersebut, Unesco-Tanoto Foundation menggelar lokakarya YAR-TSRA untuk mendiskusikan lebih lanjut mengenai rencana penelitian mahasiswa yang terlibat. Pada lokakarya tersebut, mahasiswa juga diberikan ruang berkonsultasi dengan para ahli. Kegiatan berlangsung di Aula LPMPP Unhas, Kamis (19/10).
Lokakarya ini menghadirkan 4 ahli, yaitu Michael S, selaku Head of Leadership Development and Scholarship, Undral Ganbaatar selaku Programme Specialist Social and Human Sciences Unit Unesco, Arham dari Sulawesi Community Foundation dan Nur Syarif Ramadhan sebagai perwakilan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan.
Mengawali kegiatan, Undral Ganbaatar menyampaikan apresiasi dan kegembiraannya bisa hadir menyapa langsung mahasiswa Unhas. Ia berharap kegiatan ini menjadi ajang diskusi yang positif guna kelancaran program YAR-TSRA yang diikuti 20 mahasiswa Unhas.
Sementara itu, Michael, sebagai wakil Tanoto Foundation menyampaikan bahwa tahun ini Unhas resmi menjadi perguruan tinggi yang bekerja sama dengan Tanoto. Kerja sama tersebut salah satunya YAR-TSRA 2023 dan Beasiswa Teladan.
?Program ini kami buat agar para pemuda punya kesempatan belajar lebih banyak dengan menyuarakan aspirasinya melalui penelitian yang hasilnya nanti bisa menjadi masukan bagi pemangku kepentingan,? terangnya.
Perwakilan Unhas yang juga menjadi Academic Advisor Unesco YAR-TSRA, Ahmad Fauzan Adzima MSc menyampaikan terima kasih atas terjalinnya kolaborasi Unhas dan Tanoto Foundation serta Unesco.
?Kami sangat mengapresiasi kerja sama ini, mereka datang dari jauh untuk memberikan pendampingan ke mahasiswa Unhas, untuk menyuarakan aksi-aksi positif terutama terkait perubahan iklim,? ujarnya.
Selain lokakarya untuk 20 mahasiswa penerima hibah penelitian, kegiatan ini juga dirangkaikan dengan Youth Philosophy Seminar dengan tema ?Green futures: Seminar on Inclusive Climate Education?. Seminar ini dihadiri 50 peserta dari mahasiswa Unhas yang punya minat tentang isu perubahan iklim.