siaranrakyat, Gowa- Situasi penyakit Tuberkulosis (TBC) di seluruh dunia masih menjadi tantangan kesehatan global yang serius. Meskipun telah ada kemajuan signifikan dalam penanggulangan penyakit ini, namun jumlah kasus baru yang terjadi setiap tahunnya masih terbilang tinggi. Di Sulawesi Selatan, berdasarkan data mutakhir menyebutkan bahwa estimasi kasus TBC di Sulsel pertahun 2023 adalah 47.075 kasus di mana baru 21.667 yang terlaporkan.
Demikian diungkapkan SR Manager Yamali TB Sulsel, Wahriyadi, pada pelaksanaan peringatan Hari Tuberkulosis se-dunia (HTBS) tahun 2024 yang dihelat TB Rangers BCF-Yamali TB di Lapangan Syekh Yusuf Kabupaten Gowa pada Minggu (24/3).
Menurutnya, masih banyaknya kasus TBC di Sulsel yang belum terungkap dan terlaporkan patut diseriusi, dan momentum Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) menjadi penting untuk meningkatkan kesadaran dan aksi dalam penanggulangan TBC.
“Diinisiasi oleh TB Rangers, hari ini kita melakukan kampanye edukasi terbuka serta bebagi ratusan brosur layanan TBC gratis sebagai upaya mengajak masyarakat secara lebih luas, untuk mengetahui dan menyadari tentang adanya, bahanya dan penanganan penyakit menular ini,” tukasnya.
Selain edukasi, kegiatan juga diiringi dengan layanan pemeriksaan kesehatan gratis dan sikiring TBC yang melibatkan Dokter dan Perawat dari Rumah sakit Mitra Husada, serta kader-kader Yamali TB dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa.
Hendra Dini selaku Pengelola Program TBC Dinas Kesehatan Gowa, mengaku sangat antuasis dengan kegiatan ini untuk sering dilakukan. Ia menyebut pemilihan lokasi juga adalah hal yang krusial untuk menjagkau lebih banyak warga masyarakat.
“Kami dari Dinkes siap membantu kalau diperlukan, karena seiring meningkatnya kasus TBC di Sulawesi Selatan, kegiatan seperti ini perlu dilakukan berulang-ulang utamanya di tempat yang ramai orang. Agar sosialisasi itu lebih efektif karena pengetahuan tentang TBC itu masih sangat rendah di Masyarakat,? jelasnya.
Warga pengunjung lapangan Syekh Yusuf tampak merespon baik kegiatan dengan antusias mereka mengikuti pemeriksaan kesehatan dan sikring di area yang disediakan. Kegiatan berlangsung 4 jam dan ditutup dengan buka puasa bersama.