Bermanfaat dan Akurat
Wisata  

Badan Pengelola Geopark Kaldera Toba Sebut Yellow Card UNESCO Jadi Bahan Evaluasi

MEDAN, siaranrakyat – Kepala Badan Pengelola Toba Kaldera Unesco Geopark (BPTCUGGp) Sumatera Utara (Sumut), Zumri Sulthony, mengajak seluruh stakeholder Pariwisata di kawasan Danau Toba bekerja sama, melakukan pembenahan yang menjadi rekomendasi dari UNESCO.

Menurutnya, hal ini bertujuan agar Geopark Kaldera Toba menjadi Green Card dari Yellow Card.

Ia mengatakan hingga saat ini, belum menerima secara resmi rekomendasi dari UNESCO, bagian mana saja di Danau Toba harus diperbaiki dan ditingkatkan.

Untuk diketahui, UNESCO menjatuhkan kartu kuning atau peringatan, kepada Toba Kaldera Global Geopark atau Geopark Kaldera Toba atas minimnya aksi, yang dilakukan oleh TCUGGp Sumut. Keputusan memberikan kartu kuning kepada Geopark Kaldera Toba di kawasan Danau Toba diumumkan oleh UNESCO melalui laman resmi unesco.org.pk.

“Saya belum dapat secara resmi (rekomendasi dari UNESCO) ada yang bilang 4, ada bilang 6. Kalau kita sudah dapat. Langsung kita tidak lanjuti. Kita harus benahi,” ucap Zumri, kepada wartawan, di Medan, Kamis (21/9).

Zumri juga membantah bahwa apa dilakukan pihaknya sangat minim. Namun, Yellow Card ini merupakan adanya catatan harus diperbaiki dan tingkatan, agar Danau Toba tetap menjadi bagian dari Geopark UNESCO dan berstatus Green Card kedepannya.

“Istilah kartu kuning, kartu hijau dan kartu merah. Itu karena hasil validasi dari Toba Caldera UNESCO dilaksanakan pada bulan Agustus kemarin. Jadi, ada revalidasi Toba Caldera Geopark,” kata Zumri.

Baca Juga :
Lake Toba Writers Festival 2023 Digelar di Samosir

Zumri yang juga menjabat sebagai Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Sumut itu, menjelaskan bahwa kartu kuning didapatkan Geopark Kaldera Toba merupakan hasil rapat di Maroko, beberapa waktu lalu.

“Emang biasanya, green card empat tahun, kebetulan dari hasil ada meeting di Maroko hasil revalidasi kita, dua tahun katagorinya disebut dengan Yellow Card. Kalau dicabut, bukan UNESCO jadinya Red Card,” ungkapnya.

Zumri mengatakan bahwa Yellow Card diterima, menjadi evaluasi bagi stakeholder Pariwisata, untuk bersama-sama membangun dan membenahi danau terbesar di Asia Tenggara ke depannya lebih baik lagi.

“Jadi, ini evaluasi bagi kita. Tidak hanya Pemerintah Provinsi saja, bukan saja badan pengelola, tapi seluruh stakeholder Pariwisata, khususnya kawasan Danau Toba,” tutur Zumri.

Zumri juga menjelaskan kenapa bisa Geopark Kaldera Toba mendapatkan kartu kuning dari UNESCO. Hal ini, banyak faktor. Apa yang terjadi di lapangan tentu saja, karena banyak kaitannya di dalamnya.

“Baik pemberdayaan masyarakatnya, juga kebersihannya juga harus jadi perhatian. Artinya, itu terjadi karena apa dilihat validator atau assesor. Ada hal-hal yang harus kita tingkatkan kembali, kita harus perbaiki kembali. Agar kita menjadi bagian dari UNESCO, Global Geopark Kaldera tetap menjadi bagian dari UNESCO,” ungkapnya.

Baca Juga :
The Reiz Suites, ARTOTEL Curated – Medan Beri Promo Khusus di Garuda Airlines Travel Fair

Zumri mengungkapkan bila dilihat dari halaman website UNESCO bukan Geopark Kaldera Toba saja yang dapat kartu kuning. Ada juga dari Italia, China dan negara lainnya.

“Masih dikasih Yellow Card di situ, artinya saya lihat dari staff Badan Pengelolaan datang disana, assesor merekomendasikan green card. Namun, ada hal-hal yang lain, diberikan waktu dua tahun. Dari usulan itu, green card saya lihat,” pungkasnya. (wol/man/d1)

Editor AGUS UTAMA