Pelemahan Pasar Kripto Berimbas pada Pergerakan Investor

JAKARTA, siaranrakyat ? Pasar kripto melemah dalam 24 jam terakhir. Bitcoin dan Ethereum pun turun. Sedangkan Binance menguat. Hal ini karena investor masih galau dalam menebak arah pergerakan pasar kripto.

Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa pagi (5/9) pukul 06.40 WIB, kapitalisasi pasar kripto global turun 0,55% menjadi US$ 1,04 triliun dalam 24 jam. Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) melemah 0,49% dalam 24 jam terakhir.

Saat ini, harga Bitcoin di level US$ 25.828,69 per koin atau setara Rp 393,47 juta (Kurs, Rp 15.234).

Ethereum (ETH) yang turun 0,47% dalam 24 jam. Sehingga ETH dibanderol dengan harga US$ 1.627,60 per koin. Sedangkan Binance (BNB) menguat 0,28% dalam sehari terakhir. Dengan begitu, saat ini BNB berada di level US$ 214,89 per koin

Dikutip dari Cryptonews, Bitcoin diperdagangkan dalam kisaran yang ketat dalam 24 jam terakhir, bertahan antara US$ 25.800 dan US$ 26 ribu setelah lonjakan harga minggu lalu ketika mencapai US$ 28 ribu.

Setelah pengadilan banding federal memutuskan SEC harus meninjau penolakannya terhadap upaya Grayscale Investments untuk mengubah GBTC-nya menjadi sebuah ETF.

Bitcoin melemah karena SEC menunda keputusan penting ETF yang diharapkan pada hari Jumat, sehingga mengurangi harapan para pedagang akan pemulihan jangka panjang.

Baca Juga :
KPPU Undang CERI Beberkan Dugaan Kartel Tender Pipa di Grup PHE

?Memasuki bulan September, pasar aset kripto tetap berada pada posisi teratasnya karena berbagai narasi makroekonomi dan peraturan terus membuat investor terus menebak-nebak,? kata Simon Peters, analis di eToro.

Menurut Peters, dengan arah penurunan suku bunga yang masih belum jelas dan persetujuan ETF spot bitcoin masih menunggu, pasar akan terus menebak-nebak arah pergerakan aset kripto utama.

Sementara itu, Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur menjelaskan, memasuki awal September 2023, Bitcoin (BTC) merosot di bawah level support US$ 26 ribu, mencapai angka US$ 25.822.

Indeks Fear and Greed melaporkan skor 40, menggambarkan kecemasan atau bahkan kepanikan dari banyak investor menghadapi penurunan ini.

?Sebelumnya, banyak pelaku pasar telah mengekspresikan kekhawatiran mengenai performa Bitcoin di September. Bulan ini tampaknya dianggap sebagai ?periode tersulit dalam setahun? bagi Bitcoin,? ungkap Fyqieh dalam keterangannya, Senin (4/9).

Menurut Fyqieh, sejarah menunjukkan September seringkali menjadi bulan yang penuh tantangan bagi Bitcoin. Dalam tahun-tahun sebelumnya, bulan September telah menyaksikan penurunan harga yang signifikan, dengan kerugian rata-rata sekitar 5-8%.

Namun, ini bisa menjadi kesempatan terakhir untuk membeli Bitcoin atau menerapkan pendekatan DCA (dollar-cost averaging) dengan harga yang lebih rendah sebelum potensi tren bullish mengambil peran utama pada Oktober mendatang.

Baca Juga :
Indosat Ooredoo Hutchison dan Ericsson Berhasil Transformasi CS Core untuk Peningkatan Kepuasan Pelanggan

Pada jangka pendek, termasuk pekan ini, pasar kripto dan Bitcoin mungkin mengalami ketidakmampuan untuk naik secara signifikan, cenderung bergerak datar, kecuali ada sentimen positif yang kuat.

?Meskipun begitu, di luar dinamika pasar, ada faktor pemicu yang berpotensi kuat untuk menghasilkan volatilitas dalam pasar kripto,? papar Fyqieh. (wol/inv/pel/d1)