IHSG dan Rupiah Berpeluang di Perdagangkan Hari Ini

MEDAN, siaranrakyat – Data penjualan ritel AS naik di bulan desember 0,6%, melebihi ekspektasi analis sebesar 0,4%.

Ekonom Sumut, Gunawan Benjamin, menuturkan namun data tersebut tidak mampu mendorong penguatan bursa di AS. Dan pada perdagangan hari ini, hanya rilis data investasi asing China (FDI/foreign direct investment) yang sangat dinanti pelaku pasar.

?Dan pada hari ini, sejumlah kinerja bursa di Asia diperdagangkan di teritori positif walaupun dalam rentang penguatan yang terbatas,? tuturnya, Kamis (18/1).

IHSG di sesi pembukaan perdagangan dibuka menguat dikisaran level 7.203. Kinerja IHSG diproyeksikan akan bergerak dalam rentang 7.180 hingga 7.230. IHSG masih berpeluang bergerak di dua zona yang berbeda, dikarenakan pasar saham di Asia juga masih berpeluang untuk berbalik arah terlebih jika data yang dirilis China mengecewakan.

?Sementara itu, mata uang rupiah ditransaksikan menguat pada perdagangan hari ini. Jika berkaca kepada kinerja imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun yang menyentuh 4,1%, pada dasarnya sangat berpeluang untuk menekan kinerja mata uang Rupiah pada hari ini. Namun, sejauh ini mata uang rupiah kinerjanya sudah sangat terbatas jika harus mengalami pelemahan. Dan di sesi perdagangan pagi rupiah masih bertahan di level 15.635 per US Dolar,? ungkap Gunawan.

Baca Juga :
Telkomsel Regional Sulawesi Catat Pertumbuhan Trafik Broadband 14,15% di Momen Nataru

Jikalau pun Rupiah mengalami tekanan lanjutan, Rupiah akan berkonsolidasi terbelih dahulu dikisaran 15.670 hnggga 15.695. Di sisi lain Rupiah masih berpeluang untuk menguat pada hari ini dengan mendekati level psikologi 15.600.

?Di sisi lain, membaiknya imbal hasil US Treasury ditambah dengan rilis data penjualan ritel AS yang melebihi ekspektasi justru memicu terjadinya pelemahan pada harga emas. Harga emas saat ini ditransaksikan lebih rendah dari perdagangan kemarin di kisaran level $2.010 per ons troy,? jelasnya.

Sejauh ini, pelaku pasar menterjemahkan data penjualan ritel sebagai kemungkinan bahwa pemotongan bunga acuan sekalipun terjadi di tahun 2024. Namun besaran penurunannya tidak akan signifkan atau bahkan lebih sedikit dari ekspektasi sebelumnya.

Baca Juga :
IHSG dan Rupiah Berpeluang Bergerak Sideways

?Dan tekanan pada pasar keuangan dan harga emas berlanjut jika seandainya rilis data klaim pengangguran AS besok merealisasikan angka yang lebih baik dari ekspektasi,? tandasnya. (wol/eko/d1)

Editor: Ari Tanjung