Ronny Tanuwijaya Beberkan Faktor yang Buat Persebaya Terpuruk di Klasemen

JAKARTA, siaranrakyat – Persebaya Surabaya mengalami penurunan grafik performa di Liga 1 Indonesia 2023/2024. Bajul Ijo gagal menang dalam sembilan pertandingan berturut-turut. Hasil itu untuk sementara mengantarkan klub kebanggaan Arek Suroboyo itu berada pada titik terendahnya musim ini.

Alih-alih menargetkan juara, Persebaya saat ini justru sedang dibayang-bayangi ancaman zona degradasi di Liga 1. Persebaya belum mampu naik posisi di papan klasemen sementara. Bertengger di tangga ke-13 dengan 26 poin, Persebaya hanya terpaut dua tangga dari zona merah kompetisi.

Persebaya sedang dalam momentum buruk di Liga 1 2023/2024. Bajul Ijo gagal meraih kemenangan dalam 9 pertandingan berturut-turut dengan catatan 5 seri dan 4 kalah. Hasil buruk yang menyakitkan suporter Bonek.

Menurut Pengamat Sepakbola Ronny Tanuwijaya, pergantian pelatih dari Aji Santoso.kepada Josep Gombau merupakan kesalahan besar. ?Pergantian pelatih mestinya harus melihat profil siapa pelatih tersebut. Minimal harus faham sepakbola Indonesia atau Asia Tenggara. Kalau asal ganti pelatih ibarat memilih kucing dalam karung,” ujarnya.

Pelatih baru asal Spanyol itu gagal membawa Persebaya cemerlang. Dalam 4 laga, mereka cuma bisa meraih 1 hasil imbang dan 3 hasil kalah. Persebaya tak berdaya saat melawan Dewa United, Persib Bandung, Bali United, dan Persik Kediri.

“Pelatih baru butuh adaptasi, pasti butuh waktu saat kompetisi berjalan. Harusnya memilih pelatih yang sudah kenal karakter sepakbola Indonesia,” tambahnya.

Baca Juga :
Final Piala Dunia U-17, Ronny Tanuwijaya: Kesiapan Mental Jadi Kunci Kemenangan

Setelah itu, Persebaya bikin keputusan mengejutkan dengan memutus kontrak kerja Gombau sebagai pelatih, kemudian mengangkat Uston Nawawi sebagai nakhoda baru Bajol Ijo. Dibawah komando Uston, Persebaya sempat membukukan mengemas 4 seri dan 1 kalah dalam 5 laga terakhir di Liga 1 2023/2024.

“Uston lumayan memberikan harapan tapi mental pemain sepertinya tidak stabil akibat pergantian pelatih terus menerus. Akibatnya sering tidak fokus dan mudah hilang konsentrasi,” kata Ronny.

Persebaya punya catatan minor di kini depan dengan hanya mengemas 7 gol dalam 9 laga. Padahal, klub yang juga berjuluk Green Force itu telah melakukan upaya dengan mendatangkan striker baru, Paulo Henrique, sejak putaran kedua Liga 1. Tetapi, bomber asal Brasil itu belum menunjukkan kapasitasnya usai membukukan 1 gol saja dalam 4 laga.

“Striker Persebaya skill bagus tapi minim suplay bola. Mereka tidak mendapat dukungan dari lini kedua. Serangan solo gampang diputus lawan karena minim dukungan,” tegasnya.

Sementara itu, performa lini pertahanan Persebaya sebenarnya telah berubah meski tak signifikan. Terbukti Persebaya hanya kebobolan 3 gol dalam 4 laga terakhir.

Padahal, sebelumnya Bajol Ijo sempat kebobolan 13 gol dalam 5 laga. Upaya Persebaya kali ini terbilang cukup berhasil usai merubah strategi memakai dua bek asing.

Yan Victor jadi bek yang baru direkrut Persebaya sejak putaran kedua Liga 1. Perannya begitu penting. Bek asal Brasil itu langsung beradaptasi dengan cepat setelah jadi tandem utama bek Persebaya asal Serbia, Dusan Stevanovic. Sayangnya, menurut Ronny Tanuwijaya transisi dari bertahan ke menyerang tidak berjalan baik.

Baca Juga :
Kualifikasi Euro 2024: 19 Tim Sudah Lolos ke Jerman

“Sektor tengah dan depan sering lambat transisi menyerang, minim membuat peluang ya minim shoot on target,” ungkapnya. (wol/ari/d1)